You are on page 1of 58

LEPRA

Menular
Great Imitator Variasi Klinis. Proses Imunologis

Cacat Diagnosis Dini

Definisi

Lepra adalah penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya Mycobacterium leprae, yang bersifat intraselular obligats Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat

Mycobacterium leprae

Penularan
Penularan lepra:
hubungan kontak yang lama melalui saluran nafas dan percikan dari hidung

Penularan tidak berkaitan dengan hubungan seks, makanan dan alat alat makan serta pakaian Masa tunas sekitar 5 tahun (3-30 tahun)

Gambaran klinis Lepra

Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Klinis: Fisik Sensibilitas Pembesaran syaraf Pemeriksaan penunjang BTA Histopatologi

Anamnesis
Keluhan utama/tambahan

Bercak tidak terasa, Kebas Benjolan Kesemutan Luka ditapak kaki

Riwayat kontak dengan penderita Latar belakang keluarga, asal, sosial ekonomi

Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Fisik: Makula, Papula, Plak, Nodula, Ulkus Sensibilitas: Panas dingin tabung reaksi diisi air panas dan dingin Rasa raba kapas atau kertas Rasa nyeri jarum

Pemeriksaan Klinis
Pembesaran syaraf

Penebalan saraf perifer:


N.facialis: raba bagian pelipis N.auricularis magnus: raba sisi/ lateral leher N. radialis: raba lateral lengan atas N.ulnaris: raba dorsal epicondilus medial N.peroneus lateral: raba dorsal capitulum fibulae N.tibialis posterior: raba dorsal maleolus medialis

Pemeriksaan Penunjang
BTA: Pengecatan Ziehl Neelsen/ Kinyoun Gabet/ Tan Thiam Hok Ditemukan Bakteri Tahan Asam berbentuk batang berwarna merah M leprae

Diagnosis Dini
Tanda kardinal lepra: 1. Lesi yang khas berupa makula, papula, plak, nodule atau infiltrasi . 2. Gangguan sensibilitas pada lesi kulit 3. Pembesaran saraf 4. BTA (basil tahan asam) Diagnosis dini berdasar paling sedikit dua dari tiga tanda kardinal atau ada tanda kardinal keempat.

Diagnosis Lepra
1.
2. 3. 4. 5.

Lesi yang khas berupa makula, papula, plak, nodule atau infiltrasi . Gangguan sensibilitas pada lesi kulit Pembesaran saraf BTA (basil tahan asam) Cacat

Komplikasi
Kontraktur Mutilasi

Madarosis
Kebutaan Ulkus

Cacat

Klasifikasi
WHO (1988) mengklasifikasikan lepra menjadi 3 yaitu:
Lepra lesi tunggal: hanya ditemukan 1 lesi Lepra pausibasiler (PB): Didapatkan 2-5 lesi, dengan

sediaan apus BTA negatif Lepra multibasiler (MB): Didapatkan lebih dari 5 lesi dengan lesi yang simetris serta sediaan apus BTA positif

DDS (4,4 diamino-difenil-sulfon, Dapson)


Bersifat bakteriostatik menghambat enzim dihidrofolat

sintetase, bekerja sbg antimetabolit PABA Dosis

50 100 mg/ hari utk dewasa 2 mg/ kgBB untuk anak-anak Insomnia, neuropatia Erupsi obat nekrolisis epidermal toksika Hepatitis Leukopenia,anemia hemolitik, methemoglobinemia

Efek samping

Rifampicin
merupakan obat paling ampuh dg sifat bakteriostatik

kuat utk BTA Dosis:

600 mg/ hari (5 15 mg/ kgBB/hari)

Efek samping Ggn Gastrointestinal Erupsi kulit Hepatotoksik & nefrotoksik

Klofasimin (B-663, Lamprene)


Merupakan derivat zat warna iminofenazin dengan efek

bakteriostatik, cara menggangu metabolisme radikal oksigen Efek anti-inflamasi berguna utk reaksi lepra, harga relatif mahal Dosis:

50 mg/ hari atau 100 mg/ 3x seminggu (1 mg/ kgBB sehari) 300 mg/ bulan utk cegah reaksi lepra Pigmentasi kulit keringat & air mata merah Gangguan GIT anorexia, vomitus, diare, kadang-kadang nyeri abdomen

Efek samping

Multi Drug Terapi

Regimen MDT WHO

1. Lepra Lesi Tunggal


Rifampicin : 600 mg Ofloxacin : 400 mg Minocycline : 100 mg

2. Lepra Paucibasiler (PB)


Rifampicin : 600 mg sebulan sekali Dapsone : 100 mg setiap hari Durasi : selama 6 bulan

3. Lepra Multibasiler (MB)


Rifampicin : 600 mg sebulan sekali Dapsone : 100 mg setiap hari Clofazimin : 50 mg setiap hari dan 300 mg sebulan kali. Durasi : selama 12 bulan

Reaksi Lepra
2 jenis reaksi lepra: Reaksi tipe 1 ENL / Eritema Nodusum Leprosum

Tanda dan Gejala Reaksi



Panas tinggi Nyeri saraf Kelemahan badan Nyeri sendi Lesi kusta yang tenang tiba-tiba menjadi sangat aktif, kadang-kadang disertai luka-luka pada lesi. Dapat timbul eritema yang lokal atau generalisata pada badan. Nodule

Pengobatan Reaksi
Pengobatan antikusta tetap seperti biasa. Bila ada

gejala-gejala neuritis berikanlah pengobatan yang diperlukan untuk mengatasi gejala-gejala tersebut dan istirahatkan pasien. Analgesik-antipiretik Lampren 3 X 100 mg

klinis dan bakterioskopis (-)


Release From Treatment (RFT)
Bakterioskopis (-)dan klinis tidak ada keaktifan baru minimal 5 tahun

Release From Control (RFC)

Reaksi Kusta

Istilah reaksi kusta digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala dan tanda radang akut pada lesi, dalam perjalanan penyakit yang kronis

Pembagian Reaksi Kusta


1. Tipe I : reaksi reversal (up grading) 2. Tipe II : reaksi ENL

Reaksi ENL:
merupakan reaksi antigen-antibodikomplemen
muncul nodus eritematosa yang nyeri,

terutama di ekstremitas terdapat gejala prodromal dan gejala sistemik contoh: artritis, neuritis, iridosiklitis terjadi pada tipe lepromatosa

Reaksi reversal:
merupakan peningkatan sistem imunitas selular
lesi lama lebih aktif: eritematosa, udem, menimbul dapat disertai neuritis akut

dapat muncul lesi baru


gejala sistemik tidak ada terjadi pada tipe labil

Prinsip penatalaksanaan Reaksi Kusta:


Mengatasi neuritis

Membunuh kuman penyebab

Mengatasi rasa Nyeri Secepatnya Istirahat atau imobilisasi

Pengobatan Reaksi E.N.L.:


Tablet kortikosteroid(prednisone)

Dosis: 15-30 mg/hari. Analgetik-antipiretik dan sedative. Rawat inap(kasus berat) Selain kortikosteroid ada lagi obat yang dianggap sebagai obat pilihan utama yaitu
Thalidomide Klofazimin (dosis tinggi, yaitu: 200-300mg/hari).

Pengobatan Reaksi Reversal


Perlu dilhat ada atau tidaknya neuritis akut Ada kortikosteroid(40-60 mg/hari) Tidak ada Analgetik-antipiretik dan sedative.

Deformitas ec Kusta

cam-macam deformitas
Kontraktur Mutilasi

Absorbsi
Atrofi otot Kulit kering

Ulkus trofik

Madarosis

Logoftalmus

Clawhand

Apehand Wristdrop Drop foot

Fasies leonina

Bila terjadi kecacatan, dapat dilakukan : rehabilitasi medik rehabilitasi bedah/plastik-rekontruksi rehabilitasi karya/okupasi

You might also like