Professional Documents
Culture Documents
452 BOGOR
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan dunia telekomunikasi selalu berputar mencari titik-titik baru untuk
mengembangkan diri. Perkembangan itu meliputi perkembangan kebutuhan akan berbagai jenis jasa telekomunikasi dan juga kebutuhan akan perangkat sistem telekomunikasi yang lebih canggih. Seiring dengan kemajuan teknologi tersebut, maka diperlukan pula sumber daya manusia yang handal, terampil dan langsung dapat memenuhi tuntutan dalam dunia industri. Akan tetapi yang lebih penting adalah sumber daya tersebut harus siap pakai dan sudah terbiasa dengan iklim dunia kerja. PT. Telkom sebagai salah satu penyelenggara jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik dan terdepan demi memanjakan para pelanggannya dengan berbagai fitur yang inovatif dan modern. Adapun hal tersebut bertujuan agar para pelanggan dapat mengakses informasi dengan mudah, cepat, akurat, kapanpun, dan dimanapun mereka berada. PT. Telkom sebagai aset bangsa merasa perlu untuk memikirkan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil di Indonesia. Oleh karena itu, PT. Telkom memberikan kesempatan belajar bagi mahasiswa untuk ikut serta dalam dunia kerja, khususnya dalam bidang telekomunikasi melalui kegiatan kerja praktek lapangan. Dalam kerja praktek ini, PT. Telkom diharapkan berperan aktif dalam memberian ilmu kepada mahasiswa sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuh dan juga memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang menyangkut dalam dunia kerja sesungguhnya, khususnya dalam bidang telekomunikasi. Sedangkan untuk mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mempraktekan ilmu yang didapatkan dari kampus maupun dari pembimbing lapangan. Sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tersendiri bagi mahasiswa dalam dunia kerja. Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan sesuai dengan kurikulum Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta. Dan bertujuan menciptakan sumber daya manusia yang siap pakai, memiliki penguasaan teori yang baik, didukung oleh keterampilan dan wawasan yang luas tentang dunia kerja khususnya di bidang telekomunikasi. Sedangkan Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta ini merupakan sebuah akademi yang bergerak dalam bidang
telekomunikasi, yang setiap mahasiswany dididik dan dibina baik mental maupun keahlian untuk menciptakan sumber daya manusia atau ahli dalam telekomunikasi yang tidak hanya handal tetapi juga memiliki tingkah laku yang baik dalam kehidupannya. Wilayah PT. Telkom khususnya di ARNET SUKABUMI tempat dimana team penulis melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan), memberikan kesempatan kepada team penulis untuk mempelajari konfigurasi dan system kerja dalam STO GAMBIR khususnya pada divisi infratel multimedia.Selain itu, agar team penulis dapat mengenal dan mengkondisikan diri dalam dunia kerja sebenarnya.
1.2
menerapkan seluruh pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan yang diadakan kampus ke dalam dunia kerja. Tentunya amat berbeda antara belajar teoritis di kampus dengan mempelajarinya langsung melalui praktek. Adapun maksud dan tujuan dari praktek kerja lapangan ini, secara lebih detail adalah :
1. Mengetahui elemen sistem Perusahaan yang berjalan. 2. Untuk mengembangkan dan meningkatan sikap profesionalisme
memasuki lapangan kerja yang sebenarnya sesuai dengan menyelesaikan pendidikannya. mahasiswa untuk bidangnya setelah
8. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai perangkat multimedia. 9. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan S1 Teknik Elektro Universitas Pakuan
Bogor.
1.3
Pembatasan Masalah
Adanya pembatasan masalah dalam laporan PKL ini bertujuan agar penulisan laporan PKL ini dapat lebih terarah sesuai dengan yang dikerjakan selama PKL berlangsung. Adapun pembatasan masalah pada laporan ini adalah :
1.5
Metode Penelitian
Dalam penulisan laporan ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak
lain sedangkan metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Studi Literature Melalui metode ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan didalam pembuatan laporan ini melalui buku-buku yang ada. 2. Analisis Pada tahap ini, penulis menganalisis data yang berkaitan dengan materi PKL yang dibahas dalam laporan praktek kerja lapangan ini. 3. Studi Lapangan Pada tahap ini, penulis melakukan pengamatan dan pelaksanaan secara langsung sesuai dengan yang terjadi di lokasi kerja praktek sehingga dapat mengetahui situasi dan kondisi yang sebenarnya. 4. Metode Diskusi Melakukan konsultasi, sharing secara langsung dengan staff ahli di PT. Telkom mengenai keseluruhan dari materi dalam praktek kerja lapangan ini.
1.6
bab saling berkaitan langsung dalam membahas inti, permasalahan, dan penyelesaian materi Praktek Kerja Lapangan ini. Bab-bab tersebut meliputi BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, waktu dan tempat kerja praktek, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. BAB II Profil Perusahaan Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk. berkaitan dengan semua hal, meliputi: sejarah, visi, misi, motto, arti logo, peran, strategi bisnis di PT. Telkom, struktur organisasi Area Network Semanggi II, kondisi tempat praktek kerja lapangan. BAB III Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang materi yang diperoleh selama kerja praktek lapangan dan materi yang berhubungan dengan praktek serta pembahasan mengenai Speedy Broadband Access BAB IV Permasalahan dan Pemecahan Masalah Bab ini berisikan mengenai standar operatsional prosedur, permasalahan dan penyelesaian masalah yang muncul dilapangan pada pekerjaan selama kegiatan praktek kerja lapangan yang dijadikan sebagai materi laporan ini. BAB V Penutup Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran dari laporan praktek kerja lapangan ini.
2.1
PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : Bagian Alamat PT. Telekomunikasi IndonesiaTbk. : : Unit Network Regional (UNR) Jln. K.S. Tubun Kav. 14A Pasar Baru Tangerang Telepon : (021) 5580500
2.2
Ruang Lingkup
Unit Network Area Tangerang menanganani 25 STO, Diantaranya : 1. Sentral Tangerang 2. Sentral Cipondoh 3. Sentral Cikokol 4. Sentral Pasar Kemis 5. Sentral Sepatan 6. Sentral Pakulonan 7. Sentral Rajeg 8. Sentral Serpong 9. Sentral Parung Panjang 10. Sentral Legok 11. Sentral Lengkong 12. Sentral Rumping 13. Sentral Mauk 14. Sentral Kronjo 15. Sentral Cisoka 16. Sentral Tenjo 17. Sentral Balaraja 18. Sentral Cikupa 19. Sentral Tiga Raksa 20. Sentral Kresek 21. Sentral Saga 22. Sentral Ganda Sari 23. Sentral Curug
2.3
Perusahaan Telkom ) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap ( full service and network provider ) yang tersebar di Indonesia. PT. Telkom menyediakan jasa telepon tidak bergerak ( fixed wireline ), jasa telepon tidak bergerak nirkabel ( fixed wireless ), jasa telepon bergerak ( cellular ), data dan internet, jaringan dan interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Berdasarkan pada staatsblad No.52 tahun 1884 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dulunya adalah suatu badan usaha bernama post-en Telegraafdlenst pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang bergerak di bidang ekspedisi surat menyurat untuk domestik dan jasa layanan telegraf internasional. Hingga tahun 1905 diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dengan berdasarkan staatsblad No. 395 tahun 1906. Sejak saat itulah berdirilah Post, Telegraafen Telefoodients atau disebut PTT-Dients, yang kemudian ditetapkan sebagai perusahaan negara pada tahun 1927. Pada perkembangan selanjutnya dengan ordonansi tahun 1934, PTT ditetapkan sebagai perusahaan negara mulai 1 Januari 1932. Karena pemerintah mengeluarkan perpu No.19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, maka PTT berubah menjadi PN Pos & Telekomunikasi dengan peraturan pemerintah No.240 tahun 1961. Pada tahun 1961, jasa pos dan telepon baru berdiri dengan bentuk perusahaan pemerintah pertama untuk jasa pos dan telekomunikasi di wilayah Sumatra, dimana mulai terbentuk pada tahun 1970 secara nasional. Pemerintah memisahkan jasa pos dan telekomunikasi pada tahun 1965 ke dalam dua perusahaan milik negara, yaitu PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi, kemudian pada tahun 1974, PN Telekomunikasi terbagi menjadi dua perusahaan milik negara, Perusahaan Umum Telekomunikasi khususnya. Pada tahun 1980 bisnis telekomunikasi internasional dipisahkan pengelolaan ( PERUMTEL ) dan PT. Inti, untuk peningkatan jasa telekomunikasi dalam dan luar negeri juga pembuatan berbagai peralatan telekomunikasi pada
telekomunikasi dalam negeri dan internasional. PERUMTEL ditetapkan sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi untuk dalam negeri sedangkan PT. Indosat ( PT. Indonesian Satellite Corporation ) yang masih berstatus perusahaan asing yakni Cable & Radio Coporation suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan perundangan Delaware Amerika Serikat. Pada tahun 1980 pemerintah mengambil kebijaksanaan membeli seluruh saham PT. Indosat, sebuah
perusahaan swasta yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang kemudian diubah statusnya menjadi suatu BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ) sebagai penyelenggara telekomunikasi untuk internasional. Pada tahun 1991 pemerintah mengubah perumtel dari Perusahaan Umum menjadi perusahaan negara dengan layanan untuk masayarkat umum sebagai tujuan utama perusahaan, yaitu Persero, perusahaan negara mempunyai keterbatasan kewajiban untuk tujuan komersial, dan berubah nama menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telkom yang disahkan pada tahun 1995. Bisnis Telkom terbagi menjadi 12 unit operasi regional yang dikenal dengan nama witel dimana secara terpusat dikontrol oleh Telkom di bandung, Jawa Barat. Pada tanggal 1 Juli 1995, PT. Telekomunikasi Indonesia menghilangkan struktur witeldan membuat delapan divisi operasi, termasuk tujuh divisi regional dimana penyediaan jasa telepon tidak berdasarkan wilayahnya dan divisi jasa jaringan tetapi juga menyediakan jasa sambungan lokal jarak jauh melalui operasi secara nasional infrastruktur jaringan transmisi. Fungsi tiap divisi adalah terpisah, bergerak dalam desentralisasi management dan aspek biaya dan keuntungan dibagi terpisah, dengan menjaga internal aspek keuntungan masing-masing. Perusahaan juga mengorganisasikan jasa pendukung bisnis untuk penyedia jasa informasi, memperbaiki, pelatihan, dan pendukung management dalam Divisi Regional PT. Telkom Divisi I sampai VII mewakili wilayah geografis Indonesia seperti; Divisi I Sumatera, Divisi II Jakarta dan wilayah sekitarnya, Divisi III Jawa Barat, Divisi IV Jawa Tengah, Divisi V Jawa Timur termasuk Surabaya, Divisi VI Kalimantan, Divisi VII Indonesia Timur. Pada tahun 1999 pemerintah mengesahkan undang-undang No.36 Tahun 1999 tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. Oleh karena itu, PT. Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT. Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara PT. Telkom dengan PT. Indosat. Dengan transaksi ini, PT. Telkom menguasai 72,72% saham Telkomsel. PT. Telkom membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan PT. Telkom. PT. Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat penandatanganan perjanjian jual-beli tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. PT. Telkom menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom dan dengan demikian PT. Telkom memiliki 65% saham Telkomsel. Jadi, sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal. PT.Telekomunikasi Indonesia membagi wilayahnya menjadi beberapa divisi regional yang telah terbagi lagi menjadi beberapa daerah telekomunikasi atau Datel yang mempunyai
kantor daerah telekomunikasi (Kandatel) dan kantor cabang telekomunikasi di sebagian wilayah Indonesia. PT.Telekomunikasi Divisi Regional II dengan wilayah Jakarta dan sekitarnya merupakan salah satu daerah operasi dari PT.Telkom yang semua berjumlah 7 Divre terbagi atas : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Divre I Divre II Divre III Divre IV Divre V Divre VI Divre VII meliputi wilayah sumatera meliputi wilayah jakarta dan sekitarnya meliputi wilayah jawa barat meliputi wilayah jawa tengah dan DIY meliputi wilayah jawa timur meliputi wilayah kalimantan meliputi wilayah timur Indonesia yang terdiri dari Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.
Bisnis utama PT Telekomunikasi DIVRE II sampai saat ini adalah menyediakan jaringan PSTN. Jenis Jasa telekomunikasi yang telah beroperasi sampai saat ini adalah : Jasa telepon dalam negeri. Jasa interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi lain. Jasa Satelit. Jasa Internet / Komunikasi data.
2.4
2.4.1
PT. Telkom bukan lagi perusahaan yang memonopoli pasar telekomunikasi Indonesia. Sejak karpet globalisasi digelar, kompetisi menjadi ajang yang perlu dijalani oleh perusahaan manapun. Masing-masing akan memperebutkan perhatian pelanggan, yang paling kopetitif tentu saja yang akan menang. Menjadi infocom player mengandung arti bahwa PT. Telkom bergerak dalam bisnis informasi dan komunikasi secara konkret yang diwujudkan dalam bentuk keragaman produk jasa. Semula layanan yang disajikan hanya POTS ( Plain Ordinary Telephone Service ). Menjadi dominan infocom player di kawasan regional mengandung pengertian bahwa PT. Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan infocom berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian akan berlanjut di kawasan Asia, Asia Pasifik. Menjadi perusahaan yang berpengaruh tersebut mengandung arti: apabila dibandingkan dengan perusahaan terkemuka pada area bisnis yang sama di kawasan regional dengan menggunakan indikatorindikator tertentu maka kinerja bisnis dan finansialnya akan berkembang atau bahkan lebih baik lagi.
2.4.2
Maskot Be Bee Antenna lebah sensitive terhadap segala keadaan dan perubahan Mahkota kemenangan Mata yang tajam dan cerdas Sayap yang lincah dan praktis Tangan kuning memberikan karya terbaik Filosofi dibalik sifat dan perilaku Be Bee Lebah tergolong makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras hewan berupa pembagian peran operasional dan berfungsi menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di habitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda keberadaannya dan loyal terhadap kelompok berupa lindungan bagii koloninya, maka akan menyerang bersama bila diganggu. Lebah memiliki potensi diri yang terbaik berupa tubuh yang sehat, liat, dan kuat sehingga dapat bergerak dengan cepat, gesit, dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah berpandangan jauh kedepan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan efisien. Lebah berwarna biru merupakan gambaran insan PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk..
2.4.3
pembangunan
bangsa
2.5
10
Adapun Arti dari simbol-simbol logo tersebut yaitu: Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment). Expertise. Tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar. Empowering. Jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat. Assured. Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru. Progressive. Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan. Heart. Warna-warna yang digunakan adalah :
Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang
tinggi Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan
dinamis Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan
2.6.
Dalam pengelolaan organisasinya, PT. TELKOM Indonesia Tbk memiliki dewan komisaris yang terdiri dari satu orang ketua dan empat orang anggota serta sebuah dewan direksi yang beranggotakan satu orang Presiden Direktur atau CEO dan empat orang direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda seperti Direktur bisnis jaringan Telekomunikasi, Direktur bisnis dan jasa Telekomunikasi dan Direktur Keuangan (CFO). Sebagai sebuah holding Company PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki berupa buah anak perusahaan terafiliasi seperti PT.Telekomunikasi Seluler Indonesia sebagai
11
penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak seluler, PT. Indonusa Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan internet dengan nama produk TELKOM Vision dan PT.Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis penerbitan buku penunjuk Yellow Pages yang mengelompokkan unit-unit yang dalam organisasi keadaan divisi, center dan yayasan. Setiap Unit Network Regional (UNR) dipimpin oleh seorang kepala bagian (manager) Sentral, Transmisi, dan Catu daya yang membawahi Sentral Telepon Otomat (STO). Semanggi 1B Semanggi 2B Semanggi 2C Slipi Kedoya (KDYA) Meruya (MRYA) Buish Tegal Alur (JIAA) (TGAA) ( SM1B) (SM2B) ( SM2C) (SLPC)
12
2.7.
BUDAYA PERUSAHAAN
The TELKOM way 135 sebagai budaya koperasi yang dikembangkan Telkom merupakan bagian terpenting dari upaya untuk menegukan hati, merajut pikiran dan menyerasikan langkah semua insan Telkom dalam menghadapi bisnis Infokom. Di dalamnya terkandung beberapa unsur yang secara integral harus menjiwai insan Telkom, yakni: Satu asumsi dasar yang disebut Commited 2U Tiga nilai inti, mencakup: o Customer Value
13
o o o o o o
Excellent Service Competent People Strech The Goal Simplify Involve Everyone Quality is My Job
o Reward The Winners The Telkom Way 135 adalah hasil penggalian dari perjalanan Telkom dalam mengurangi lingkungan yang terus berubah, dan dikristalisasi dan dirumuskan dengan dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan dari luar. dengan akar yang kuat dan kesadaran kolektif organisasi diharapkan The Telkom Way 135 dapat cepat tertanam dalam jiwa insan Telkom. Telkom berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135 maka akan tercipta pengendalian cultural yang efektif terhadap cara merasa, memandang, cara berfikir, dan cara berprilaku sesuai insan telkom. Dalam model budaya koprasi Telkom. Commited 2u adalah asumsi dasar dan keyakinan yang senag tiasa harus diteguhkan oleh setiap insan telkom di dalam hati mereka bahwa hanya dengan memberikan pelayanan dan kelangsungan hidupnya.
2.8
Peran Telekomunikasi
Peranan PT. Telkom dalam dunia industri jasa telekomunikasi adalah : Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Memperlancar kegiatan pemerintah dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan Mendorong upaya mencerdaskan bangsa Memperlancar pertumbuhan ekonomi nasional Memperkuat hubungan antar bangsa
2.9
Kegiatan Usaha
Penyelenggaraan jasa telepon dalam negeri adalah kegiatan usaha PT. Telkom yang
memberikan pendapatan terbesar. Jasa telepon dalam negeri ini mencakup juga penyediaan telepon umum, baik koin maupun kartu. PT. Telkom juga menerima pendapatan interkoneksi dari penyelenggaraan telekomunikasi lainnya seperti pada STBS ( System Telepon Bergerak Selular ) dan penyelenggara telekomunikasi internasional. Jenis jasa telekomunikasi yang sudah beroperasi sampai tahun 2003 ada tujuh bidang yaitu :
14
1.
Pelayanan jasa telekomunikasi Pelayanan jasa telekomunikasi ini terdiri atas : - Sambungan Telepon Otomat ( STO ) - Sentral Telepon Digital ( STD )
2. 3. 4. 5. 6.
Pelayanan TV Kabel Pelayanan jasa Leased Chanel Wireless Lokal Loop ( WLL ) Intenet Service Provider ( Telkomnet Instan ) Telepon Fixed Wireless CDMA ( Telkom Flexi ) ).
2.10
2.10.1
Strategi Bisnis
Multi Service Building Untuk mengembangkan bisnis infocom, TELKOM harus dapat memberikan layanan
yang terpadu dalam memasarkan sambungan telepon misalnya harus sudah mencakup layanan secara paket. Dalam hal ini akan mengikutsertakan TELKOM-Group, sebagai pelanggan TELKOM berarti sekaligus menjadi npelanggan perusahaan yang tergabung dalam TELKOMGroup. 2.10.2 Service Exellent Service excellent sudah menjadi keharusan dalam berkompetisi. Layanan prima baik dari sisi kualitas produk, delivery, price, dan layanan purna jual menjadi bagian pentiang yang harus mendapat perhatian jajaran TELKOM.
15
2.10.3
Build Bisnis Scale Membangun bisnis skala besar sangat penting bagi TELKOMyang sudah dikenal sebagai
National Wide. Untuk itulah Central Policy harus diperkuat dan produk harus mencakup National Wide. Produk-produk dengan branding lokal perlu dihentikan kemudian dibuatkan standarisasinya sehingga apabila di implementasikan secara nasional akan membentuk business scale yang besar dan kompetitif
2.10.4
Pertumbuhan perusahaan secara financial sudah sangat perlu ditingkatkan dan akan semakin menjadi kuncikesinambungan dan pertumbuhan perusahaan.
BAB III TEORI DASAR 2.2.1 Fiber Optik A. Definisi Fiber Optik
Kabel fiber optic merupakan kabel jaringan yang dapat
mentransmisi cahaya. Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel ini lebih mahal. Namun, fiber optic memiliki jangkauan yang lebih jauh dari 550 meter sampai ratusan kilometer, tahan terhadap interferensi elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi dari jenis kabel lainnya. Kabel fiber optic tidak membawa sinyal elektrik, seperti kabel lainnya yang menggunakan kabel tembaga.
16
Sebagai gantinya, sinyal yang mewakili bit tersebut diubah ke bentuk cahaya.
1. Core Elemen utama dari Fiber Optik adalah konduktor yang disebut sebagai Core , Core Fiber Optik ini biasanya terbuat dari material kelas tinggi yang bebas air. 2. Cladding Cladding merupakan lapisan pada core , cladding juga terbuat dari gelas tetapi memiliki indeks bias yang berbeda dengan core . hal ini memungkinkan terjadinya pemantulan total berkas cahaya sewaktu di lewatkan sepanjang optik. 3. Coating Coating merupakan pembalut dari Core dan Cladding . Coating berfungsi sebagai pelindung Optik dari tekanan luar . dalam kenyataannya ada 3 jenis coating yang digunakan sekunder dan pembungkus pelindung. yaitu primer
17
Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu : Single Mode Fiber
Gambar 2.5 Single Mode Fiber Bahannya terbuat dari silica glass baik untuk cladding maupun corenya. Diameter core jauh lebih kecil 10 mm) dibandingkan dengan diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi rugirugi transmisi akibat adanya fading. Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh karena di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga mempunyai band frekuensi yang lebar. Misalnya untuk ukuran 10/125 mm, pada panjang gelombang cahaya 1300 nm, redaman maksimumnya 0,4 0,5 dB/km dan lebar band frekuensi minimum untuk 1 km sebesar 10 GHz . Multi Mode Fiber
Gambar 2.6 Multi Mode Fiber Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besar (50 400 um) dibandingkan dengan diameter cladding (125 500 um ). Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam material/bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase bahan silica pada serat optik ini akan
18
meningkatkan penampilan (performance). Tetapi jenis serat optik ini tidak populer karena meskipun kadar silicanya ditingkatkan, rugi-rugi dispersi sewaktu transmit tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan data/informasi dengan kecepatan rendah dan jarak relatif dekat. Berdasarkan susunan index biasnya optik multimode memiliki 2 profil yaitu : (a)Step Index Serat optik step index terbuat dari core yang relative besar . Step index digunakan untuk jarak pendek , seperti Local Area Network ( LAN ) , dan bitrate Step index juga relative rendah . Redaman pada step index sekitar 5dB/km sampai dengan 30dB/km dan bandwidth antara 10 MHz sampai dengan 100 MHz . (b)Graded Index Serat optik graded index terdiri dari berlapis lapis gelas , dimana di tiap lapisan memiliki index yang berbeda . redaman pada graded index mulai dari 3 dB/km sampai dengan 10 dB/km .
19
Gambar 2.7 Fiber Connector Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah. SC (Subsciber Connector)
Gambar 2.8 Susciber Connector Digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabutpasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
LC ( Lucent Connector)
20
Digunakan untuk kabel single mode , hampir sama dengan konektor SC tetapi konektor LC memliki pengunci dibagian atasnya .
1. Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari tembaga, terutama pada frekuensi yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1300 nm yaitu 0,2 dB/km. 2. Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik terbuat dari kaca atau plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi medan magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik. 3. Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi. 4. Kemampuan digital. 5. Pada sistem multipleks digital dengan kecepatan beberapa Mbit/s hingga Gbit/s. 6. Ukuran dan berat fiber optik kecil dan ringan. 7. Diameter inti fiber optik berukuran micro sehingga pemakaian ruangan lebih ekonomis. 8. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang. 9. Non- penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api. Kekurangan fiber optik dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi, sangat cocok untuk pengiriman sinyal
1. Untuk segi biaya fiber optik lebih mahal. 2. Konstruksi proteksi. fiber optik lemah lapisan sehingga penguat dalam sebagai pemakaiannya diperlukan
21
3. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan 4. Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan pada pemasangan repeater. 5. Dibutuhan tenaga atau teknisi khusus baik saat dari penarikan kabel,penggalian hingga instalasi. 6. Kabel Fiber Optik harus stabil dalam (db) standar iso
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Urutan Warna Serat Biru Orange Hijau Cokelat Abu abu Putih Merah Hitam Kuning Violet Pink Hijau Toska
No 1 2 3 4 5 6
Urutan Warna Tube Biru Orange Hijau Cokelat Abu abu Putih
22
7 8 9 10 11 12
Contoh : Diketahui kabel serat optic mempunyai 8 tube. Tiap tiap tube berisi 12 serat. Tentukan warna tabung dan warna serat, dengan no serat sebagai berikut 12,21,32,43,54,65,76,80.
Tabel Hasil Pengkodean Serat : Tabel 1.2
No Serat 12 21 32 43 54 65 76 80
Warna Tube Biru Orange Hijau Cokelat Abu abu Putih Merah Merah
Warna Serat Toska Kuning Hitam Merah Putih Abu abu Cokelat Hitam
23
Terminasi kabel serat optic maupun pencabangan kabel serat optic, harus dilaksanakan dengan baik dan teratur, agar dapat memudahkan dalam pelaksanaan administrasi kabel, maka setiap titik terminasi harus diberikan identitas yang jelas meliputi nama / nomor kabel, nama / nomor fiber dan nama / nomor terminal. B. Optical Terminal Box Optical Terminal Box ( OTB ) merupakan titik terminasi kabel serat optic outdoor (out side plant) dengan kabel serat optic dari arah luar dengan kabel serat optic didalam terminal remote. OTB terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian yang menuju jaringan dan bagian yang menuju perangkat transmisi. C. Pemilihan Lokasi OTB Pertimbangan pemilihan lokasi untuk penempatan OTB sebagai berikut : a. b. c. d. OTB dipasang pada ruangan khusus yang lebih bersih dan mempunyai ventilasi udara yang baik. Ruangan yang dipilih harys direncanakan secara terpadu dan cukup untuk pengembangan dikemudian hari. Penempatan OTB harus dipasang teratur dan berurutan disesuaikan dengan hasil survey yang telah dilakukan. Pemasangan OTB sebaiknya dekat dengan perangkat JARLOKAF sehingga dapat mengurangi rugi rugi transmisi, dan patch chord tidak terlalu panjang. e. Lokasi OTB ada ) D. Cara Pemasangan OTB Langkah langkah pemasangan FDF sebagai berikut : 1. Pasang rak OTB dengan kokoh dan tidak miring pada dipilih pada tempat yang aman, mudah dijangkau, serta tidak mengganggu perangkat existing ( bila
24
2. 3. kabel.
Pasang bagian bawah rak OTB dengan angker agar Pasang kabel tray dari dan ke OTB untuk lintasan
E. Prosedur Terminasi Kabel Serat Optik Hal hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan terminasi kabel serat optic adalah : 1. Penanganan ( >20 x diameter kabel ). 2. 3. dan debu. 4. Hati hati jangan mengganggu kabel dan peralatan lain yang sedang beroperasi. Tahapan tahapan dalam terminasi kabel serat optic : 1. digunakan. 2. 3. urutan pemasangan. 4. urutan. 5. 6. Sisipkan sleeve protection pada sleeve holder sesuai urutan / nomor serat pada tray / cassette. Susun serat pada tray / cassette dengan memperhatikan sarat minimum bending serat (>3cm) secara berurutan, jaga agar serat tidak terpulir. 7. Tutup tray / cassette Sambungkan pigtail dan serat sesuai Tambatkan strength member pada rack Pasang konektor pig tail pada patch panel, ujung pigtail diberi tanda (bisa berupa nomor) sesuai dengan Kupas kabel serat optic sesuai OTB yang Ikat kabel pada runway dan rack terminal dengan kuat menggunakan tie wrap / kabel ties. Jaga kebersihan adaptor dan konektor dari kotoran kabel optic pada saat membuat
25
F. Konektor Dan Adapter Serat Optik yang kedua ujung seratnya dipasang konektor disebut patch cord. Patch cord berfungsi untuk menghubungkan serat di patch panel dengan perangkat transmisi atau alat ukur.
Sedangkan serat optic yang salah satu ujungnya dipasang konektor disebut pigtail. Pigtail berfungsi untuk menghubungkan serat optic dari arah jaringan luar dan diterminasikan pada patch panel di OTB.
26
2. Panjang gelombang yang sesuai 4. Jenis serat yang dapat diukur ( SM/MM ) 6. Daya keluaran cahaya yang memadai
Gambar 3.2 Optical Light Source b. Optical Power Meter 1. 3. Panjang gelombang yang sesuai Jenis serat yang dapat diukur
27
BAB IV
INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE
28
Materi yang penulis pilih dalam pembuatan laporan prakerin ini adalah Instalasi Tie Line Untuk Metro Ethernet 24 Core. Pengertian daripada kegiatan ini adalah melakukan instalasi tie line untuk metro Ethernet 24 core untuk kebutuhan user. Kali ini instalasi dilakukan untuk membangun jaringan / link antara STO Arnet Tangerang dan STO Pakulonan. Instalasi dilakukan karena antara STO Arnet Tangerang dan STO Pakulonan belum terbangun jaringan / link Tie Line, sedangkan user sudah memerlukannya untuk keperluan tertentu. Oleh karena itu instalasi tie line untuk metro Ethernet perlu dilaksanakan. Dan instalasi tie line ini melibatkan sebuah alat yaitu OTB ( Optical Terminal Box ) .
Selain itu juga ada faktor faktor lain yang menyebabkan perlu dilakukannya Instalasi Tie Line diantaranya adalah : 1. Belum tersedianya jaringan / link 2. Kebutuhan user yang memerlukan koneksi data yang lebih cepat dan besar
29
3. Melengkapi / Membangun jaringan Tie Line untuk kebutuhan selanjutnya Berikut ini penulis akan menjelaskan tentang langkah langkah dalam melaksanakan Instalasi Tie Line Untuk Metro Ethernet 24 Core.
No 1
Gambar Alat
30
Box OTB
Patch Cord
Patch Panel
Pig Tail
31
Cassete
32
Fusion Splicer
Tube Cutter
Fiber Striper
10
Fiber Cleaver
11
Sleeve Protection
33
12
Alcohol
13
Tisu / Majun
14
Tie Warp
34
3.Kupas kabel fiber optic sesuai dengan ukuran OTB. 4.Bersihkan kabel fiber optic dari jelly menggunakan minyak tanah atau bensin. 5.Kupas tube kabel fiber optic sesuai dengan ukuran OTB.
6.Kupas lapisan pelindung serat ( plastic coating ) dengan Fiber Stripper kira kira 3 cm. 7.Bersihkan serat optic tersebut dengan alcohol 8.Masukan sleeve protection pada salah satu serat.
35
10.Ujung serat optic yang dipotong tidak boleh menyentuh alat apapun dan serat optic yang sudah dipotong tidak boleh dibersihkan lagi.
36
2. Setelah siap buka V Groove dan tarik kunci mekanikal chuck sehingga kedua mekanikal chuck terbuka.
3. Letakkan kedua ujung serat optic yang akan disambungkan pada V Groove dari setiap mekanikal chuck dari splicing machine. ( Pada saat penempatan harus tepat pada lengkuk V Groove ).
4. Tutup mekanikal chuck secara perlahan sehingga serat tadi terjepit oleh mekanikal chuck 5. Tutup V Groove kemudian tekan tombol set sehingga Fusion Splicer melaksanakan alignment-nya secara otomatis dan melakukan peleburan. 6. Jika peleburan telah selesai jalankan perintah penyambungan sesuai dengan Fusion Splicer yang digunakan.
37
7. Periksa hasil penyambungan dengan melihat layar monitor Fusion Splicer. 8. Penyambungan core dikatakan berhasil apabila redaman yang terjadi pada sambungan adalah berkisar dari 0,00 dB sampai 0,3 dB. Jika hasil sambungan melebihi batas redaman maka penyambungan harus diulang.
9. Setelah selesai penyambungan, buka canopy dan pindahkan fiber tersebut ke alat heater ( pemanas ) kemudian geser sleeve protection tepat ditengah tengah sambungan. 10.Tutup alat heater kemudian tekan tombol heat
11.Tunggu
selama
beberapa
menit,
setelah
terdengar
bunyi
alarm/bel bertanda bahwa pemanasan sleeve protection selesai. 12.Angkat sleeve protection dari heater, susun secara rapid an penyambungan telah selesai
38
13.Lakukan penyambungan ini sebanyak 24 kali pada 24 core ( karena instalasi tie line metro Ethernet sebanyak 24 core ) atau sesuai yang dibutuhkan.
2.3.3
39
Pasang
konektor
pig tail pada patch panel, ujung pigtail diberi tanda (bisa berupa
protection pada sleeve holder sesuai urutan / nomor serat pada Susun serat pada tray / cassette dengan memperhatikan sarat minimum bending serat (>3cm) secara berurutan, jaga agar serat tidak terpulir.
40
Gambar 4.4 Susunan serat pada cassete dan pemasangan patch panel
Tutup
tray
2.3.4
41
Adapun yang harus dipersiapkan dalam melakukan pengukuran, adalah : 1. Alat ukur OLS dan OPM 2. Alat VLS ( Visual Light Source ) 3. Patch Cord 4. Buku catatan dan alat tulis ( untuk pendataan ) Proses Pengukuran dan Pelurusan Proses pengukuran harus dilakukan minimal oleh 2 orang. Satu untuk di OTB ruangan A dan lainnya berada di OTB ruangan B. Pada saat pelurusan dan pengukuran kita harus berhati hati, jangan sampai sinar laser mengenai mata, karena berbahaya. Berikut adalah proses pelurusan dan pengukuran : Proses Pelurusan 1. Siapkan alat pengirim sinar laser atau VLS ( Visual Light Source )
2. Siapkan patch cord, lalu sambung / koneksikan VLS dengan OTB ( patch panel ) menggunakan patch cord sebagai media.
42
3. Selanjutnya hidupkan VLS, sebelum mengirim sinyal laser pastikan orang yang berada di OTB ruang B sudah siap. 4. Kemudian tekan tombol oke/power pada VLS, selanjutnya kita tengok atau bertanya pada orang yang ada di OTB ruang B. Apakah sinar lasernya tembus atau tidak. 5. Jika sinar laser berhasil tembus di OTB ruang B ( penerima ) berarti proses pelurusan berhasil. 6. Lakukan proses ini sebanyak 24 kali, karena kabel yang digunakan 24 core.
Proses Pengukuran 1. Siapkan OLS ( Optical Light Source ) untuk OTB di ruang A
OLS
43
3. Siapkan Patch cord, lalu bersihkan menggunakan cletop atau cleaner 4. Hubungkan OLS dengan OTB di ruang A dengan menggunakan patch cord sebagai medianya. 5. Hubungkan OPM dengan OTB di ruang B dengan menggunakan patch cord sebagai medianya. 6. Jika sudah terhubung, lalu nyalakan kedua alat tersebut dengan menekan tombol power / on.
7. Atur lamda ( ) 1310 nm atau panjang gelombang agar kedua alat tersebut ter-setting sama 8. Jika sudah, lalu tekan laser/on untuk melakukan pengukuran 9. Hasil dari pengukuran akan tampil pada OPM yang berada di OTB ruang B. 10.Instalasi Tie Line dikatakan berhasil apabila hasil dari pengukuran masih berada dibawah pada batas range maksimal yaitu -0,00 sampai -0,03 dB
44
11.Lakukan pengukuran ini sebanyak 24 kali, karena kabel optik yang digunakan dalam instalasi 24 core. 12.Lihat dan catat hasil dari tiap pengukuran untuk pendataan. Berikut ini adalah hasil pengukuran dari Instalasi Tie Line untuk Metro Ethernet 24 core : DATA HASIL PENGUKURAN TIE LINE STO TANGERANG DARI RUANGAN DESLAM - MULTIMEDIA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 STO Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Hari Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Jumat Tanggal 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 08-10-2010 Hasil Terima -5,07 -5,01 -5,00 -4,05 -5,61 -4,04 -5,12 -5,04 -4,04 -5,00 -4,00 -3,59 -5,00 -5,04 -4,00 -3,08 -5,01 -5,00 -3,06 Keterangan Dikirim menggunakan Source dan diterima dengan level meter (kirim = -3 dBm)
45
20 21 22 23 24
DATA HASIL PENGUKURAN TIE LINE STO PAKULONAN DARI RUANGAN TRANSMISI - MDF No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 STO Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Hari Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Tanggal 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 Hasil Terima -4,25 -6,57 -5,80 -4,08 -4,68 -5,00 -5,91 -6,11 -4,52 -4,65 -6,40 -4,80 Keterangan Dikirim menggunakan Source dan diterima dengan level meter (kirim = -3 dBm)
46
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang
Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin Senin
11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010 11-10-2010
Tabel 1.5
-3,37 -5,08 -4,69 -3,40 -3,81 -4,07 -3,54 -4,44 -5,00 -4,52 -3,81 -4,48
47
2.3.5
Setelah semua proses instalasi tie line dilakukan maka terlihat hasil dari pekerjaan ini semua. 1. Kini di STO Tangerang dan STO Pakulonan sudah terdapat jaringan / koneksi tie line. Sehingga kebutuhan user untuk koneksi yang cepat dan bandwidth lebar sudah dapat terpenuhi. 2. OTB di STO Tangerang dan STO Pakulonan kini lebih rapih dan sudah terkoneksi jaringan tie line.
Gambar 5.1 OTB yang sudah selesai dilakukan instalasi dan tersusun rapih kembali
BAB V
48
PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1) System telekomunikasi adalah gabungandari beberapa subsistem masingmasing adalah subsistem jaringan, subsistem switching, subsistem transmisi yang terimtegrasi dalam suatu system untuk suatu tujuan tertentu.
2) Secara umum sistem telekomunikasi terbagi dalam tiga bagian penting yaitu
jaringan, sentral, transmisi. 3) Tranmisi adalah satu subsistem dalam telekomunikasi yang berungsi untuk menyalurkan atau menyabungkan komunikasi dari satu node ke node yang lain. 4) Serat optic adalah media saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
5.2
Saran
49
1) Kegiatan praktek ini diharapkan tidak dilakukan hanya sekali dengan waktu yang lebih panjang, agar kami lebih optimal dalam menyerap ilmu yang didapat di lapangan. 2) Kepada PT.TEKOM yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PKL semoga kegiatan ini dapat terus berlangsung di tahun mendatang 3) Teori teori yang diterima mahasiswa di kampus juga perlu dipahami agar dapat diaplikasikan di lapangan atau bahkan diperdalam lagi sehingga dapat menjadi pengetahuan tambahan yang berguna bagi mahasiswa
50