Professional Documents
Culture Documents
Sustainable Tourism.
Based on this fact, the opportunity to develop ecotourism as a strategy to build sustainable
tourism is huge.
All the abovementioned hope in regard with sustainable tourism would become reality if the
following activities can be focused, accelerated and arranged as :
b. Capacity Building
Improving technical capacity is one of the key of success factors in achieving sustainable
tourism management. Empowerment is not only be enhanced at local community level but
more importantly at the level of tourism developers, managers and decision makers. It’s also
necessary to build the capacity of ecotourism planning and management by facilitating
information access, providing human resources development through training and provide
opportunity for internship.
c. Destination Development
Facilitating regional and local partners to develop their areas to become ecotourism
destination becomes a priority. The role of destination development creates a model of
ecotourism development which is appropriate for and can accommodate nature conservation,
cultural heritage and community participation.
1
Some examples in the development of community based ecotourism can be found in West Bali
National Park, Togean Islands - Central Sulawesi, Conservation Education based ecotourism
in Gunung Halimun National Park - West Java, Ecotourism Development in Betung Kerihun
National Park in West Kalimantan, Community Based Ecotourism Development in Menoreh
and Borobudur, Magelang district – Central Java, and Wakatobi Island for marine tourism in
South East Sulawesi.
d. Marketing
Taking the opportunity to promote ecotourism products, in the form of books, newsletters,
policy papers and ecotourism packages. As marketing is one of the biggest obstacles in
community based ecotourism development in Indonesia, it needs a coordinated marketing
efforts and supported marketing through its international networking.
2
Bahasa Indonesia
Pariwisata Berkelanjutan
Dalam Pelita 1999, turisme di Indonesia dikembangkan melalui sistem yang terintegrasi,
interdisiplin, dnegan pendekatan partisipatif, menggunakan kriteria ekonomi dan teknis,
ergonomic, sensitivitas sosio kultural, penghematan energi, konservasi sumber daya alam, dan
meminimalkan dampak lingkungan. Pendekatan lama dari ekoturisme telah diubah untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk local yang berpartisipasi dalam pariwisata.
Berdasarkan pada fakta ini, maka peluang untuk mengembangkan ekoturisme sebagai strategi
untuk membangun pariwisata berkelanjutan adalah besar.
Indonesia berpendapat bahwa ekoturisme merupakan alat yang komprehensif untuk memelihara
keaneka ragaman hayati ( biodiversities ) dan diorganisir dengan pendekatan partisipatif untuk
mencapai benefit maksimal secara berkelanjutan. Ekoturisme mempunyai potensi untuk
meningkatkan kualitas lingkungan, nilai – nilai budaya, kemakmuran masyarakat, dan kualitas
hubungan antar manusia secara umum.
Semua harapan di atas dalam kaitannya dengan pariwisata berkelanjutan, akan menjadi
kenyataan bila aktivitas beirkut ini dapat difokuskan, dipercepat dan dilakukan sebagai berikut :
Secara aktif melakukan riset untuk menemukan solusi yang mudah dalam menciptakan model
pengembangan ekoturisme.
b. Pembangunan Kapasitas
Peningkatan kapasitas teknis meurpakan salah satu kunci sukses dalam mencapai manajemen
pariwisata berkelanjutan. Pemberdayaan tidak hanya ditingkatkan pada tingkat komunitas local
namun lebih penting lagi untuk dilakukan pada tingkat para pengembang pariwisata, manager
dan para pembuat keputusan. Penting juga sekiranya untuk membangun kapasita sdari
perencanaan ekoturisme dan manajemen dengan memfasilitasi ketersediaan akses informasi,
mengembangkan SDM melalui pelatihan dan memberikan kesempatan untuk magang.
Memfasilitasi partner regional dan local untuk mengembangkan wilayahnya untuk menjadi
destinasi ekoturisme adalah prioritas. Peran pengembangan tujuan wisata menciptakan suatu
model pengembangan ekoturisme yang sesuai dan dapat menampung konservasi sumber daya
alam, warisan budaya dan partisipasi masyarakat.
3
Nasional Betung Kerihun di Kalbar, pengembangan ekoturisme di Menoreh dan Borobudur,
Magelang, Jateng, dan kepulauan Wakatobi untuk ekowisata bahari di Sultra.
d. Pemasaran
Untuk menjamin kepuasan pengunjung, pertumbuhan ekonomi lokal, perlindungan sumber daya
alam, pertukaran kebudayaan yang positif, pelestarian budaya dan keterlibatan komunitas dalam
ekoturisme. Perlu dibuat suatu pedoman untuk monitoring dan evaluasi untuk tujuan ekoturisme
sebagai bagian dari tanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif. Misalnya,system
monitoring di Pusat pendidikan Konservasi Bodogol di Taman Nasional Gunung Gede-
Pangrango, mengimplementasikan program lingkungan di berbagai hotel di Bali dalam bali Focus
dan didukung oleh Pusat Kepemimpinan Lingkungan dalam Internasional Konservasi Bisnis.